Konon
jahe dibawa oleh pedagang dari india hingga sampai ke Asia Tenggara termasuk
Indonsia. Iklim tropis seperti di negara kita sangat cocok untuk pertumbuhan
jahe. Tidak heran sampai saat ini Indonesai salah satu negara penghasil jahe
dunia.
Jenis Jahe
Ada
3 jenis tanaman jahe yaitu jae gajah, jahe kecil, dan jahe merah
1. Jahe badak
atau jahe gajah
Bentuk jahe badak atau jahe gajah
adalah besar dan gemuk, rasanya tidak terlalu pedas, rimpangnya berwarna kuning
hingga putih, jenis jahe gajah atau jahe badak merupakan jenis jahe yang paling
disukai dipasar Internasional.
2. Jahe putih/kuning kecil
Disebut juga jahe sunti atau jahe
emprit. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini
selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari
pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe
ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak
atsirinya.
3. Jahe merah
Jenis jahe ini memiliki kandungan
minyak atsiri tinggi memiliki rasa paling pedas diantara jahe yang lainnya,
sehingga jahe merah adalah jahe yang paling cocok untuk bahan dasar jamu atau
farmasi, jahe merah memiliki serat lebih besar dan ukurannya rimpangnya paling
kecil dibandingkan dengan jahe-jahe yang lainnya.
Apa Persyaratan Tumbuh
Sebelum
melakukan penanam sebaiknya kita mengetahui persyaratan tumbuh tanaman
jahe. Jahe sangat memerlukan curah hujan
yang tinggi yaitu 2.500-4000 mm/tahun. Sebaiknya menanam jahe pada areal yang
terbuka, karena saat berumur 2,5 sampai 7 diperlukan intensitas penyinaran
matahari antara 70-100%. Sementara suhu yang optimum atau paling cocok untuk
tanaman jahe yaitu 20-35°C. Sebagai
tanaman umbi-umbian persyaratan utama tanah yaitu yang subur, gembur,
dan banyak mengandung humus. pH atau derajat keasaman tanah yang cocok untuk
tanaman jahe yaitu netral 6,8-7, meskipun masih dapat tumbuh pada keasaman
4,3-7,4.
Membibitkan jahe
Sebelum melakukan penanaman di lahan, sebaiknya jahe dibibitkan terlebih
dahulu. Diperlukan benih jahe yang berkualitas baik agar bisa menghasilkan
bibit yang akan ditanam selanjutnya. Secara fisik benih jahe yang sehat dengan rimpang
bersih tidak diserang hama atau penyakit. Usahakan rimpang mempunyai bakal tunas minimal 2-3.
Setelah didapatkan benih yang berkualitas baik, selanjutnya dilakukan
penyemaian pada bedengan. Sebelum disemai disarankan untuk merendamnya dengan
ZPT selama 1 menit. Setelah perendaman tinggal disemai di atas bedengan atau
kotak kayu. Letakkan rimpang secara teratur dengan sedikit ditekan, usahakan
mata tunas menghadap ke atas. Tutup dengan jerami tipis agar kelembaban
persemaian terjaga. Biasanya antara 2-4 minggu jahe sudah bertunas dan
siap untuk ditanam di lapnagan.
Pengolahan
Tanah dan Pemberian Pupuk Dasar
Bersamaan dengan pem-bibitan, sebaiknya
untuk efesisensi waktu bisa dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan tanah
pertama dengan melakukan pembukaan lahan dan pembajakan dengan traktor. Setelah
ditraktor biarkan lahan selama 2-4 minggu agar gas-gas yang beracun menguap.
Jika ada hama atau penyakit juga akah mati akibat sinar matahari.
Setelah 2-4
minggu, lahan dibuat menjadi bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm,
dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan atau kondisi lahan. Saat pembuatan bedengan bisa
ditambahkan dengan pupuk organik, disarankan berupa pupuk kompos dosis 20
ton/ha atau 2 kg/m². Selain pupuk organik, penambahan pupuk kimia seperti NPK
juga disarankan. Misal menggunakan pupuk ponska 1,5 ton/ha atau 0,15 gram/ m².
Agar mudah untuk perbandingannya, bedengan dengan panjang 15 meter bisa
dicampurkan NPK 2,25 kg. Kedua pupuk dasar (kompos dan NPK) diberikan dengan
cara dicampur merata ke dalam bedengan. Tanah dengan pH rendah seperti lahan
praktek SMK-SPP Negeri Banjarbaru, sangat perlu pengapuran. Tanah ber-pH rendah
biasanya 5 ke bawah dapat menyebabkan kandungan unsur P dan K dalam tanah tidak
tersedia akibat terikat oleh ion-ion tanah. Kondisi tanah yang asam menjadi
penyebab penyakit akibat cendawan sperti fusarium,
sp.
Penanaman di Bedengan
Buat lubang tanam sedalam 5-7 cm, jarak tanam jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x
40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm. Ambil
bibit jahe yang telah bertunas dengan cara dipotong sehingga memiliki tunas
antara 2-3 buah. Tanam ke dalam lubang tanam dengan mata tunas ke atas. Setelah
penanaman selesai bisa diberikan jerami di atas bedengan sebagai mulsa organik.
Pemeliharaan
Lakukan penyulaman dengan bibit yang ada setelah penanaman antara 2-3 minggu. Ingat
jangan sampai lewat dari batas waktu itu, jika terlambat dikhawatirkan tanaman
jahe yang disulam akan kalah bersaing dengan tanaman sebelumnya. Persaingan ini
bisa dalam penyerapan unsur hara, ruang tumbuh, dan penyerapan sisnar matahari.
Penyiangan, dilakukan pada saat tanaman berumur 2-4
minggu, 3-6 minggu. Jika jahe telah berumur 6-7 bulan tidak perlu lagi
penyiangan, dikhawatirkan akan merusak rimpang.
Pembumbunan, bisa dilakukakan bersamaan dengan
kegiatan penyiangan, dan pemupukan.
Pemupukan susulan, Pemupukan pada
tanaman jahe bisa dilakukan pada usia 2-3 bulan, 4-6 bulan, dan 8-10 bulan.
Jenis pupuk yang diguanakan yaitu NPK ponska 20 gr per tanaman dengan cara
membuat jalur di sisi tanaman.
Lakukan pengendalian hama dan
penyakit jika diperlukan.
Penyiraman, penyiraman pada
tanaman jahe dilakukan jika kondisi lahan kering. Jika penanaman dilakukan pada
awal musim hujan diperkirakan bulan September maka penyiraman bisa dikurangi
(tergantung kondisi).
Pemanenan
Ciri dan
Umur Panen : Pemanenan dilakukan tergantung
dari penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan,
maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara
mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe
untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang
sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari
hijau menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan
mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.
Cara Panen : Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati
menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe
terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang
dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau
daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak
lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.
Periode
Panen. : Waktu panen sebaiknya dilakukan
sebelum musim hujan, yaitu diantara bulan Juni – Agustus. Saat panen biasanya
ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak
sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada
musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya
rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif
karena lebih banyak kadar airnya.
Perkiraan
Hasil Panen : Produksi rimpang segar untuk klon
jahe gajah berkisar antara 15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit
atau jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar