Minggu, 19 Mei 2013

Budidaya Jahe (Zingiber officinale)



Konon jahe dibawa oleh pedagang dari india hingga sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonsia. Iklim tropis seperti di negara kita sangat cocok untuk pertumbuhan jahe. Tidak heran sampai saat ini Indonesai salah satu negara penghasil jahe dunia.  

Jenis Jahe

Ada 3 jenis tanaman jahe yaitu jae gajah, jahe kecil, dan jahe merah

1. Jahe badak atau jahe gajah

Bentuk jahe badak atau jahe gajah adalah besar dan gemuk, rasanya tidak terlalu pedas, rimpangnya berwarna kuning hingga putih, jenis jahe gajah atau jahe badak merupakan jenis jahe yang paling disukai dipasar Internasional.  

2. Jahe putih/kuning kecil

Disebut juga jahe sunti atau jahe emprit. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.

3. Jahe merah

Jenis jahe ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi memiliki rasa paling pedas diantara jahe yang lainnya, sehingga jahe merah adalah jahe yang paling cocok untuk bahan dasar jamu atau farmasi, jahe merah memiliki serat lebih besar dan ukurannya rimpangnya paling kecil dibandingkan dengan jahe-jahe yang lainnya. 

Apa Persyaratan Tumbuh

Sebelum melakukan penanam sebaiknya kita mengetahui persyaratan tumbuh tanaman jahe.  Jahe sangat memerlukan curah hujan yang tinggi yaitu 2.500-4000 mm/tahun. Sebaiknya menanam jahe pada areal yang terbuka, karena saat berumur 2,5 sampai 7 diperlukan intensitas penyinaran matahari antara 70-100%. Sementara suhu yang optimum atau paling cocok untuk tanaman jahe yaitu 20-35°C. Sebagai  tanaman umbi-umbian persyaratan utama tanah yaitu yang subur, gembur, dan banyak mengandung humus. pH atau derajat keasaman tanah yang cocok untuk tanaman jahe yaitu netral 6,8-7, meskipun masih dapat tumbuh pada keasaman 4,3-7,4.

Membibitkan jahe

Sebelum melakukan penanaman di lahan, sebaiknya jahe dibibitkan terlebih dahulu. Diperlukan benih jahe yang berkualitas baik agar bisa menghasilkan bibit yang akan ditanam selanjutnya. Secara fisik benih jahe yang sehat dengan rimpang bersih tidak diserang hama atau penyakit. Usahakan rimpang mempunyai bakal tunas minimal 2-3.

Setelah didapatkan benih yang berkualitas baik, selanjutnya dilakukan penyemaian pada bedengan. Sebelum disemai disarankan untuk merendamnya dengan ZPT selama 1 menit. Setelah perendaman tinggal disemai di atas bedengan atau kotak kayu. Letakkan rimpang secara teratur dengan sedikit ditekan, usahakan mata tunas menghadap ke atas. Tutup dengan jerami tipis agar kelembaban persemaian terjaga. Biasanya antara 2-4 minggu jahe sudah bertunas dan siap untuk ditanam di lapnagan.

Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Dasar

Bersamaan dengan pem-bibitan, sebaiknya untuk efesisensi waktu bisa dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan tanah pertama dengan melakukan pembukaan lahan dan pembajakan dengan traktor. Setelah ditraktor biarkan lahan selama 2-4 minggu agar gas-gas yang beracun menguap. Jika ada hama atau penyakit juga akah mati akibat sinar matahari. 

Setelah 2-4 minggu, lahan dibuat menjadi bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan atau kondisi lahan. Saat pembuatan bedengan bisa ditambahkan dengan pupuk organik, disarankan berupa pupuk kompos dosis 20 ton/ha atau 2 kg/m². Selain pupuk organik, penambahan pupuk kimia seperti NPK juga disarankan. Misal menggunakan pupuk ponska 1,5 ton/ha atau 0,15 gram/ m². Agar mudah untuk perbandingannya, bedengan dengan panjang 15 meter bisa dicampurkan NPK 2,25 kg. Kedua pupuk dasar (kompos dan NPK) diberikan dengan cara dicampur merata ke dalam bedengan. Tanah dengan pH rendah seperti lahan praktek SMK-SPP Negeri Banjarbaru, sangat perlu pengapuran. Tanah ber-pH rendah biasanya 5 ke bawah dapat menyebabkan kandungan unsur P dan K dalam tanah tidak tersedia akibat terikat oleh ion-ion tanah. Kondisi tanah yang asam menjadi penyebab penyakit akibat cendawan sperti fusarium, sp.

Penanaman di Bedengan

Buat lubang tanam sedalam 5-7 cm, jarak tanam jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm. Ambil bibit jahe yang telah bertunas dengan cara dipotong sehingga memiliki tunas antara 2-3 buah. Tanam ke dalam lubang tanam dengan mata tunas ke atas. Setelah penanaman selesai bisa diberikan jerami di atas bedengan sebagai mulsa organik.

Pemeliharaan

  1. Lakukan penyulaman dengan bibit yang ada  setelah penanaman antara 2-3 minggu. Ingat jangan sampai lewat dari batas waktu itu, jika terlambat dikhawatirkan tanaman jahe yang disulam akan kalah bersaing dengan tanaman sebelumnya. Persaingan ini bisa dalam penyerapan unsur hara, ruang tumbuh, dan penyerapan sisnar matahari.

  2. Penyiangan, dilakukan pada saat tanaman berumur 2-4 minggu, 3-6 minggu. Jika jahe telah berumur 6-7 bulan tidak perlu lagi penyiangan, dikhawatirkan akan merusak rimpang.

  3. Pembumbunan, bisa dilakukakan bersamaan dengan kegiatan penyiangan, dan pemupukan.

  4. Pemupukan susulan, Pemupukan pada tanaman jahe bisa dilakukan pada usia 2-3 bulan, 4-6 bulan, dan 8-10 bulan. Jenis pupuk yang diguanakan yaitu NPK ponska 20 gr per tanaman dengan cara membuat jalur di sisi tanaman.

  5. Lakukan pengendalian hama dan penyakit jika diperlukan.

  6. Penyiraman, penyiraman pada tanaman jahe dilakukan jika kondisi lahan kering. Jika penanaman dilakukan pada awal musim hujan diperkirakan bulan September maka penyiraman bisa dikurangi (tergantung kondisi).

Pemanenan

  1. Ciri dan Umur Panen : Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.

  2. Cara Panen : Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.

  3. Periode Panen. : Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan, yaitu diantara bulan Juni – Agustus. Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.

  4. Perkiraan Hasil Panen : Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisar antara 15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar.





Tidak ada komentar: