I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penelitian deskriptif adalah suatu
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Menurut Sukmadinata, N. S, (2011), penelitian deskriptif ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
yang bersifat alamiah atau rekayasa manusia.
Penelitian deskriptif juga berarti
penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik
individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat. Penelitian deskriptif merupakan cara
untuk menemukan makna baru, menjelaskan sebuah kondisi keberadaan, menentukan
frekuensi kemunculan sesuatu dan mengkategorikan informasi.
Penelitian deskriptif dilakukan dengan
memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan
hubungan antar berbagai variabel. Setiap metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian memiliki desain atau rancangan. Rancangan digunakan sebagai pedoman
yang dapat ditempuh oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Sebuah rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan
pelaksanaan penelitian.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
ruang lingkup penelitian deskriptif ?
2. Bagimana
langkah-langkah pengembangan rancangan penelitian deskriptif ?
C.
Tujuan
1. Menjelaskan
ruang lingkup penlitian deskriptif ?
2. Mendeskripsikan
langkah-langkah pengembangan rancangan penelitian deskriptif ?
II. PEMBAHASAN
A.
Ruang
Lingkup Penelitian Deskriptif
Pengertian
penelitian deskriptif menurut Sukmadinata, N. S, (2011), adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada
saat ini atau saat yang lampau. Whitney (1960)
berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat,
(http://lubisgrafura.wordpress.com). Penelitian
deskriptif dapat digunakan pendekatan kuantitatif berupa pengumpulan dan pengukuran data yang
berbentuk angka atau pendekatan kualitatif berupa penggambaran keadaan secara
naratif (kata-kata) apa adanya, (Sukmadinata, N. S, 2011).
Metode
deskriptif lebih luas dari metode survey, sehingga metode survey merupakan
bagian dari penelitian deskriptif. Terkait dengan ini Sukmdiana, N.S, (2011),
berpendapat bahwa :
1. Deskripsi merupakan hal alamiah sesuai kenyataan kehidupan.
2. Deskriptif mencakup makna lebih luas (kuantitaif dan kualitatif).
3. Lebih lengkap dari metode survey dengan observasi dan studi dokumenter.
4. Deskriptif merupakan penelitian paling dasar dari peneitian eksperimen.
5. Cocok bagi peneliti pemula dalam pengembangan kemampuan penelitian.
Pemilihan dan
penentuan metode penelitian tidak dapat dipisahkan dari tujuan dan perumusan
masalah, (Sukmadinata,
N. S, 2011). Penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan satu
variabel secara sistematis disebut dengan penelitian deskriptif. Jika
penelitian bermaksud untuk mengetahui hubungan atau perbandingan maka metode
penelitian yang digunakan adalah korelasional atau komparatif, karena itu kedua
penelitian ini termasuk pada jenis penelitian deskriptif. Sesuai dengan nama
jenis penelitiannya, penelitian
deskriptif ditandai adanya upaya untuk mengetahui kondisi sesuatu, baik itu berupa situasi atau
keadaan, mutu atau kualitas kinerja seseorang, atau kaitan antara dua
kondisi yang berupa hubungan atau
perbandingan, (http://id.shvoong.com).
Ditinjau
dari segi masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam
meneliti, serta tempat dan waktu, penelitian ini dapat dibagi atas beberapa
jenis.
Menurut Sukmadinata, N. S, (2011), Ada
beberapa variasi dalam penelitian deskriptif yaitu studi perkembangan, studi
kasus, studi kemasyarakaatan, studi perbandingan, studi hubungan, studi waktu
dan gerak, studi lanjut, studi kecendrungan, analisis kegiatan dan analisis
atau dokumen dll.
1. Studi
Perkembangan, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga
mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya.
2. Studi
Kasus, metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu
kasus.
3. Studi
Kemasyarakatan, kajian intensif yang
dilakukan terhadap suatu kelomok masyarakat yang tinggal bersama di suatu daerah
yang memiliki ikatan dan karakteristik tertentu.
4. Studi
Perbandingan, bentuk penelitian deskriptif
yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasional.
5. Studi
Hubungan, disebut juga studi korelasional yang meneliti hubungan antara dua
hal, dua variabel atau lebih.
6. Studi
Waktu dan Gerak, ditujukan untuk meneliti atau menguji jumlah waktu dan banyaknya gerak yang
diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan.
7. Studi
Kecenderungan, studi ini diarahkan untuk melihat kecenderungan perkembangan.
8. Studi
Tindak Lanjut, merupakan pengumpulan data
terhadap para lulusan atau orang-orang
yang telah menyelesaikan suatu program pendidikan, latihan atau
pembinaan.
9. Analisis
Kegiatan, diarahkan untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan adalam bidang industri, bisnis,
pemerintahan, lembaga sosial dll baik dalam kegiatan produksi atau layanan
jasa.
10. Anaisis
Isi atau Dokumen, ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen resmi, yang
valid dan keabsahannya.
B.
Pengembangan
Rancangan Penelitian Deskriptif
Rancangan atau
desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan
dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses
perencanaan dan pelaksanaan penelitian, (http://lubisgrafura.wordpress.com/).
Dengan demikian maka pengembangan rancangan deskriptif menjelaskan
langkah-langkah sistematis yang ditempuh dalam penelitian deskriptif.
1.
Mengidentifikasi dan Memilih
Masalah yang Akan
Diteliti
Identifikasi masalah merupakan upaya mengelompokam, mengurutkan
sekaligus memetakan masalah berdasarkan bidang-bidang studi, (Sukmadinata,
N.S, 2011). Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak,
menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan masalah atau
variabel yang akan diteliti, Riduwan, (2009).
Menurut
Sukmadinata, N. S, (2011), dalam
megidentifikasi masalah sebaiknya menggunakan sumber, baik sumber resmi pernyataan
resmi, kesimpulan seminar atau kenyataan faktual. Melalui proses ini maka akan
dapat diketahui gambaran masalah yang akan diteliti. Gambaran masalah yang
telah teridentifikasi dihubungkan, dibandingkan satu sama lain, kemudian
diurutkan berdasarkan rangking yang paling penting, mendesak sampai paling
kurang. Meskipun telah diurutkan berdasarkan tingkat urgensi, masalah-masalah
yang telah teridentifikasi perlu dipilih dengan pertimbangan minat dan
kemampuan peneliti, lokasi dan sumber data, waktu, dana dll.
Menurut
Sukmadinata, N. S, (2011), untuk
memecahkan masalah atau menentukan suatu tindakan diperlukan sejumlah
informasi. Informasi tersebut dikumpulkan melalui proses penelitian deskriptif.
Masih menurut Sukmadinata, N. S, (2011),
bahwa ada beberapa informasi yang bisa diperoleh melalui penelitian deskriptif
bagi pemecahan masalah yaitu : 1) bagaimana keadaan sekarang, 2) informasi yang
kita inginkan dan 3) bagaimana sampai ke sana, bagaimana mencapainya.
2.
Merumuskan
dan Mengadakan Pembatasan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, lalu perlu dirumuskan. Rumusan
masalah merupakan pemetaan faktor-faktor atau variabel-variabel yang terkait
dengan fokus masalah (Sukmadinata, N. S,
2011). Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut maka
peneliti dapat menentukan metode penelitian, metode pengumpulan data,
pengolahan data maupun analisis dan penyimpulan hasil penelitian.
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian terarah, terfokus, dan tidak melenceng ke mana-mana (Riduwan,
2009). Perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan
cara-cara pendekatan yang sesuai dan akhirnya akan menentukan rancangan
penelitiannya. Perumusan masalah berhubungan dengan tujuan dan metode yang
digunakan, (Sukmadinata, N. S,
2011). Kalau tujuan penelitian diarahkan untuk memperoleh gambaran dan
deskripsi secara rinci, sistematis dan akurat suatu fenomena maka metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif maupun
kualitatif.
Jika tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan atau komparasi
suatu variabel maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif korelasi atau komparasi. Selain untuk mendeskripsikan suatu fenomena,
penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun untuk
mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain. Suharsimi, A, (2005),
menyatakan karena itu pula penelitian komparasi dan korelasi juga dimasukkan
dalam kelompok penelitian deskriptif, (http://infopendidikan-hendriyansyah.
blogspot.com).
3. Melakukan Kajian Pustaka
Setelah masalah penelitian ditetapkan, selanjutnya
pada tahapan ini peneliti mencari landasan teoritis dari permasalahan
penelitiannya dengan cara melakukan kajian pustaka. Tujuan kajian pustaka
adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti,
memperdalam pengetahuan tentang obyek (variabel) yang diteliti, mengkaji teori
dasar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, mengkaji temua penelitian
terdahulu, dan mencari informasi aspek masalah yang belum tergarap.
Sumber kajian pustaka dapat diperoleh dari sumber
primer dan sekunder. Sumber primer merupakan karangan asli yang ditulis oleh
orang lain secara langsung mengalami, melihat dan mengerjakan sendiri. Sumber
sekunder adalah tulisan tentang penelitian orang lain. Bahan pustaka yang
biasanya tersedia diperpustakaan adalah ensiklopedia, kamus, buku-buku teks dan
buku referensi, buku pegangan, biografi, indeks, abstrak laporan penelitian,
majalah, jurnal dan surat kabar, skripsi, tesis, desertasi.
4.
Membuat Asumsi atau Anggapan-Anggapan
Asumsi dalam konteks penelitian diartikan sebagai anggapan dasar,
yaitu suatu pernyataan atau sesuatau yang diakui kebenarannya atau dianggap
benar tanpa harus dibuktikan lebih dahulu. Asumsi penelitian merupakan pijakan
berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Menurut sifatnya ada tiga
jenis asumsi, yaitu asumsi konseptual, asumsi situasional dan asumsi
operasional. Asumsi konseptual berakar pada pengakuan akan kebenaran suatu
konsep atau teori. Asumsi situasional diperlukan untuk mengantisipasi adanya
kondisi lokal atau situasi yang bersifat sementara yang berpotensi mempengaruhi
berlakunya suatu hukum atau prinsip yang dapat menggoyahkan rancangan
penelitian. Asumsi operasional bertolak dari masalah-masalah operasional yang
masih dalam jangkauan pengendalian peneliti, (Ibnu, Mukhadis, Dasna, 2003, dalam
http://infopendidikan-hendriyansyah.blogspot.com).
5. Merumuskan Hipotesis Penelitian, Bila Ada
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas permasalahan yang
diteliti. Penelitain deskriptif diperlukan perumusan hipotesis atau tidak
tergantung pada masalah dan tujuan yang telah dirumuskan, (Sukmadinata,
N. S, 2011). Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk membuat penjelasan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
populasi atau daerah tertentu tanpa membandingkan atau menghungkan, tidak
memerlukan hipotesis. Namun demikian, sebuah penelitian deskriptif yang dirancang
untuk membuat komparasi atau hubungan perlu merumuskan hipotesis.
6. Menentukan
Populasi, Sampel, Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang berbeda
pada sustu wilayah dan memenuhi sayarat-syarat tertentu berkaitan masalah yang diteliti, (Martono, N, 2011).
Kemudian dijelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keaadan tertentu
yang akan diteliti. Terkait dengan hal ini dalam penelitian deskriptif juga
dilakukan penentuan sampel baik dengan teknik probability maupun non probability.
7. Menentukan
Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang
diteliti. Instrumen atau alat pengumpul data harus sesuai dengan tujuan
pengumpulan data. Sumber data dan jenis data yang akan dikumpulkan harus jelas.
Instrumen penelitian yang digunakan harus memenuhi persyaratan validitas
(kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan), paling tidak ditinjau dari segi
isinya sesuai dengan variabel yang diukur. Prosedur pengembangan instrumen
pengumpul data perlu dijelaskan tentang proses uji coba, analisis butir tes,
uji kesahihan dan uji keterandalan. Dalam penelitian deskriptif kuantitaif,
instrumen yang sering digunakan adalah angket (kusioner), pedoman wawancara dan
pedoman pengamatan, (http://infopendidikan-hendriyansyah.blogspot.com)
8. Teknik
Pengumpulan Data
Ada
beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi dan studi
dokumenter, Sukmadinata, N. S,
(2011). Terdapat perbedaan penelitian deskriptif dengan penelitian
survey dalam hal teknik pengumpulan data. Menurut Sukmadinata, N. S, (2011), kajian deskriptif lebih luas
dibanding survey karena mencakup penelitia observasi dan studi dokumenter,
sedangkan survey terbatas pada penggunaan wawancara dan angket.
Wawancara
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan percakapan dengan
responden atau narasumber. Angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyataan atau
penrnyataan tertulis kepada responden untuk dijawab, (Sugiyono, 2010). Observasi
merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung, (Sukmadinata, N. S, (2011). Selanjutnya dijelaskan bahwa teknik
studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisa dokumen-dokumen tertulis gambar maupun elektronik.
9.
Analisi
Data
Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, analisis data hasil
penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis
kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk data yang dapat diklasifikasi
dalam bentuk angka-angka. Analisis kualitatif digunakan untuk data yang
bersifat uraian kalimat (data narartif) yang tidak dapat diubah dalam bentuk
angka-angka.
Data
yang bersifat kauntitaif pada penelitian deskriptif mutlak dianalisa dengan
mengguakan statistis. Statistik deskriptif digunakan menganalisa data yang bersifat
kuantitatif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data apa
adanya. Statistik deskriptif bisa berupa
rata-rata hitung (mean), median, modus, kadang-kadang persentase dll. Menurut Sugiono,
(2010), statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan
antar variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisi
regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel
atau populasi.
10. Menarik Kesimpulan atau Generalisasi
Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan
yang diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan penelitian,
landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang
jelas. Jika rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian deskriptif hanya ingin
menjelaskan suatu fenomena secara deskriptif maka kesimpulan yang dikemukakan
hanya bersifat deskriptif. Jika peneltian deskriptif yang bersifat
membandingkan atau mencari hubungan maka kesimpulan akhir menggambarkan adanya
perbedaan atau hubungan terkait dengan masalah yang diteliti.
III.
PENUTUP
Sebagai
penutup, dapat ditarik beberapa kesimpulan terkait tujuan dari penulisan makalah
ini, antara lain :
1. Ruang
lingkup penelitian deskriptif meliputi pengertian sebagai dasar pemahaman
tentang penelitian deskriptif dan
berbagai variasi dalam penelitian deskriptif.
2. Langkah-langkah
pengembangan rancangan penelitian deskriptif
meliputi mengidentifikasi dan memilih masalah yang akan diteliti, merumuskan dan
mengadakan pembatasan masalah, melakukan
kajian pustaka, membuat
asumsi atau anggapan-anggapan, merumuskan hipotesis penelitian bila ada, menentukan populasi, sampel, teknik sampling,
menentukan instrumen, teknik pengumpulan data, analisi
data dan menarik kesimpulan atau
generalisasi
DAFTAR PUSTAKA
http://lubisgrafura.wordpress.com. Metode Penelitian Kuantitatif. Diakses tanggal 21 Oktober 2011.
http://www.kti-skripsi.net. Penelitian Deskriptif Analitik.
Diakses tanggal 11 Oktober 2011.
http://www.freeservers.com. Penelitian Deskriptif Berorientasi Pemecahan Masalah. Oleh : Sulipan. Diakses tanggal 11 Oktober 2011.
http://infopendidikan-hendriyansyah.blogspot.com. Rancangan Penelitian
Deskriptif. Oleh : Hendriyansyah. Diakses
tanggal 28 Oktober 2011.
http://id.shvoong.com. Penelitian Deskriptif. Diakses tanggal 20 Oktober 2011.
Martono, N. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Analisi Isi dan Analisi Data Sekunder. Cetakan ke 2 Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Riduwan.
2009. Metode dan Teknik Menyusun
Proposal Penelitian (untuk Mahasiswa S1, S2 dan S3). Bandung : CV.
Alfabeta.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 11. Bandung
: CV. Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar