Selasa, 28 Mei 2013

RANCANGAN PENELITIAN DESKRIPTIF



I.     PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.  Menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa manusia.
Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat. Penelitian deskriptif merupakan cara untuk menemukan makna baru, menjelaskan sebuah kondisi keberadaan, menentukan frekuensi kemunculan sesuatu dan mengkategorikan informasi.

Penelitian deskriptif dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antar berbagai variabel. Setiap metode penelitian yang digunakan dalam penelitian memiliki desain atau rancangan. Rancangan digunakan sebagai pedoman yang dapat ditempuh oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Sebuah rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ruang lingkup penelitian deskriptif ?
2.      Bagimana langkah-langkah pengembangan rancangan penelitian deskriptif ?

C.    Tujuan
1.      Menjelaskan ruang lingkup penlitian deskriptif ?
2.      Mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan rancangan penelitian deskriptif ?




II.  PEMBAHASAN


A.    Ruang Lingkup Penelitian Deskriptif
Pengertian penelitian deskriptif menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, (http://lubisgrafura.wordpress.com). Penelitian deskriptif dapat digunakan pendekatan kuantitatif  berupa pengumpulan dan pengukuran data yang berbentuk angka atau pendekatan kualitatif berupa penggambaran keadaan secara naratif (kata-kata) apa adanya, (Sukmadinata, N. S,  2011).
Metode deskriptif lebih luas dari metode survey, sehingga metode survey merupakan bagian dari penelitian deskriptif. Terkait dengan ini Sukmdiana, N.S, (2011), berpendapat bahwa :
1.      Deskripsi merupakan hal alamiah sesuai kenyataan kehidupan.
2.      Deskriptif mencakup makna lebih luas (kuantitaif dan kualitatif).
3.      Lebih lengkap dari metode survey dengan observasi dan studi dokumenter.
4.      Deskriptif merupakan penelitian paling dasar dari peneitian eksperimen.
5.      Cocok bagi peneliti pemula dalam pengembangan kemampuan penelitian.
Pemilihan dan penentuan metode penelitian tidak dapat dipisahkan dari tujuan dan perumusan masalah, (Sukmadinata, N. S,  2011). Penelitian deskriptif  yang dimaksudkan  untuk menggambarkan atau mendeskripsikan satu variabel secara sistematis disebut dengan penelitian deskriptif. Jika penelitian bermaksud untuk mengetahui hubungan atau perbandingan maka metode penelitian yang digunakan adalah korelasional atau komparatif, karena itu kedua penelitian ini termasuk pada jenis penelitian deskriptif.  Sesuai dengan nama jenis penelitiannya, penelitian  deskriptif ditandai adanya upaya untuk mengetahui kondisi  sesuatu, baik itu berupa situasi atau keadaan, mutu atau kualitas kinerja seseorang, atau kaitan antara dua kondisi  yang berupa hubungan atau perbandingan, (http://id.shvoong.com).
Ditinjau dari segi masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu, penelitian ini dapat dibagi atas beberapa jenis. Menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), Ada beberapa variasi dalam penelitian deskriptif yaitu studi perkembangan, studi kasus, studi kemasyarakaatan, studi perbandingan, studi hubungan, studi waktu dan gerak, studi lanjut, studi kecendrungan, analisis kegiatan dan analisis atau dokumen dll.
1.      Studi Perkembangan, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya.
2.      Studi Kasus, metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus.
3.      Studi Kemasyarakatan,  kajian intensif yang dilakukan terhadap suatu kelomok masyarakat yang tinggal bersama di suatu daerah yang memiliki ikatan dan karakteristik tertentu.
4.      Studi Perbandingan, bentuk penelitian deskriptif  yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasional.
5.      Studi Hubungan, disebut juga studi korelasional yang meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel atau lebih.
6.      Studi Waktu dan Gerak, ditujukan untuk meneliti atau menguji  jumlah waktu dan banyaknya gerak yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan.
7.      Studi Kecenderungan, studi ini diarahkan untuk melihat kecenderungan perkembangan.
8.      Studi Tindak Lanjut, merupakan pengumpulan data  terhadap para lulusan atau orang-orang  yang telah menyelesaikan suatu program pendidikan, latihan atau pembinaan.
9.      Analisis Kegiatan, diarahkan untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan adalam bidang industri, bisnis, pemerintahan, lembaga sosial dll baik dalam kegiatan produksi atau layanan jasa.
10.  Anaisis Isi atau Dokumen, ditujukan untuk menghimpun dan  menganalisis dokumen-dokumen resmi, yang valid dan keabsahannya.


B.     Pengembangan Rancangan Penelitian Deskriptif
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian, (http://lubisgrafura.wordpress.com/). Dengan demikian maka pengembangan rancangan deskriptif menjelaskan langkah-langkah sistematis yang ditempuh dalam penelitian deskriptif.
1.      Mengidentifikasi dan Memilih Masalah yang Akan Diteliti
Identifikasi masalah merupakan upaya mengelompokam, mengurutkan sekaligus memetakan masalah berdasarkan bidang-bidang studi, (Sukmadinata, N.S, 2011). Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan masalah atau variabel yang akan diteliti, Riduwan, (2009).
Menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), dalam megidentifikasi masalah sebaiknya menggunakan sumber, baik sumber resmi pernyataan resmi, kesimpulan seminar atau kenyataan faktual. Melalui proses ini maka akan dapat diketahui gambaran masalah yang akan diteliti. Gambaran masalah yang telah teridentifikasi dihubungkan, dibandingkan satu sama lain, kemudian diurutkan berdasarkan rangking yang paling penting, mendesak sampai paling kurang. Meskipun telah diurutkan berdasarkan tingkat urgensi, masalah-masalah yang telah teridentifikasi perlu dipilih dengan pertimbangan minat dan kemampuan peneliti, lokasi dan sumber data, waktu, dana dll.
Menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), untuk memecahkan masalah atau menentukan suatu tindakan diperlukan sejumlah informasi. Informasi tersebut dikumpulkan melalui proses penelitian deskriptif. Masih menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), bahwa ada beberapa informasi yang bisa diperoleh melalui penelitian deskriptif bagi pemecahan masalah yaitu : 1) bagaimana keadaan sekarang, 2) informasi yang kita inginkan dan 3) bagaimana sampai ke sana, bagaimana mencapainya.



2.      Merumuskan dan Mengadakan Pembatasan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, lalu perlu dirumuskan. Rumusan masalah merupakan pemetaan faktor-faktor atau variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah (Sukmadinata, N. S,  2011). Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut maka peneliti dapat menentukan metode penelitian, metode pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan penyimpulan hasil penelitian.
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian terarah, terfokus,  dan tidak melenceng ke mana-mana (Riduwan, 2009). Perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara pendekatan yang sesuai dan akhirnya akan menentukan rancangan penelitiannya. Perumusan masalah berhubungan dengan tujuan dan metode yang digunakan, (Sukmadinata, N. S,  2011). Kalau tujuan penelitian diarahkan untuk memperoleh gambaran dan deskripsi secara rinci, sistematis dan akurat suatu fenomena maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif maupun kualitatif.
Jika tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan atau komparasi suatu variabel maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif korelasi atau komparasi. Selain untuk mendeskripsikan suatu fenomena, penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain. Suharsimi, A, (2005), menyatakan karena itu pula penelitian komparasi dan korelasi juga dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif, (http://infopendidikan-hendriyansyah. blogspot.com).
3.      Melakukan Kajian Pustaka
Setelah masalah penelitian ditetapkan, selanjutnya pada tahapan ini peneliti mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitiannya dengan cara melakukan kajian pustaka. Tujuan kajian pustaka adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti, memperdalam pengetahuan tentang obyek (variabel) yang diteliti, mengkaji teori dasar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, mengkaji temua penelitian terdahulu, dan mencari informasi aspek masalah yang belum tergarap.
Sumber kajian pustaka dapat diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer merupakan karangan asli yang ditulis oleh orang lain secara langsung mengalami, melihat dan mengerjakan sendiri. Sumber sekunder adalah tulisan tentang penelitian orang lain. Bahan pustaka yang biasanya tersedia diperpustakaan adalah ensiklopedia, kamus, buku-buku teks dan buku referensi, buku pegangan, biografi, indeks, abstrak laporan penelitian, majalah, jurnal dan surat kabar, skripsi, tesis, desertasi.
4.      Membuat Asumsi atau Anggapan-Anggapan
Asumsi dalam konteks penelitian diartikan sebagai anggapan dasar, yaitu suatu pernyataan atau sesuatau yang diakui kebenarannya atau dianggap benar tanpa harus dibuktikan lebih dahulu. Asumsi penelitian merupakan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Menurut sifatnya ada tiga jenis asumsi, yaitu asumsi konseptual, asumsi situasional dan asumsi operasional. Asumsi konseptual berakar pada pengakuan akan kebenaran suatu konsep atau teori. Asumsi situasional diperlukan untuk mengantisipasi adanya kondisi lokal atau situasi yang bersifat sementara yang berpotensi mempengaruhi berlakunya suatu hukum atau prinsip yang dapat menggoyahkan rancangan penelitian. Asumsi operasional bertolak dari masalah-masalah operasional yang masih dalam jangkauan pengendalian peneliti, (Ibnu, Mukhadis, Dasna,  2003, dalam http://infopendidikan-hendriyansyah.blogspot.com).
5.      Merumuskan Hipotesis Penelitian, Bila Ada
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas permasalahan yang diteliti. Penelitain deskriptif diperlukan perumusan hipotesis atau tidak tergantung pada masalah dan tujuan yang telah dirumuskan, (Sukmadinata, N. S, 2011). Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu tanpa membandingkan atau menghungkan, tidak memerlukan hipotesis. Namun demikian, sebuah penelitian deskriptif yang dirancang untuk membuat komparasi atau hubungan perlu merumuskan hipotesis.



6.      Menentukan Populasi, Sampel, Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang berbeda pada sustu wilayah dan memenuhi sayarat-syarat tertentu berkaitan  masalah yang diteliti, (Martono, N, 2011). Kemudian dijelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi  yang memiliki ciri-ciri atau keaadan tertentu yang akan diteliti. Terkait dengan hal ini dalam penelitian deskriptif juga dilakukan penentuan sampel baik dengan teknik probability  maupun non probability.
7.      Menentukan Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Instrumen atau alat pengumpul data harus sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Sumber data dan jenis data yang akan dikumpulkan harus jelas. Instrumen penelitian yang digunakan harus memenuhi persyaratan validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan), paling tidak ditinjau dari segi isinya sesuai dengan variabel yang diukur. Prosedur pengembangan instrumen pengumpul data perlu dijelaskan tentang proses uji coba, analisis butir tes, uji kesahihan dan uji keterandalan. Dalam penelitian deskriptif kuantitaif, instrumen yang sering digunakan adalah angket (kusioner), pedoman wawancara dan pedoman pengamatan, (http://infopendidikan-hendriyansyah.blogspot.com)
8.      Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi dan studi dokumenter, Sukmadinata, N. S,  (2011). Terdapat perbedaan penelitian deskriptif dengan penelitian survey dalam hal teknik pengumpulan data. Menurut Sukmadinata, N. S,  (2011), kajian deskriptif lebih luas dibanding survey karena mencakup penelitia observasi dan studi dokumenter, sedangkan survey terbatas pada penggunaan wawancara dan angket.
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan percakapan dengan responden atau narasumber. Angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyataan atau penrnyataan tertulis kepada responden untuk dijawab, (Sugiyono, 2010). Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, (Sukmadinata, N. S,  (2011). Selanjutnya dijelaskan bahwa teknik studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen tertulis gambar maupun elektronik.
9.      Analisi Data
Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, analisis data hasil penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk data yang dapat diklasifikasi dalam bentuk angka-angka. Analisis kualitatif digunakan untuk data yang bersifat uraian kalimat (data narartif) yang tidak dapat diubah dalam bentuk angka-angka.
Data yang bersifat kauntitaif pada penelitian deskriptif mutlak dianalisa dengan mengguakan statistis. Statistik deskriptif  digunakan menganalisa data yang bersifat kuantitatif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data apa adanya.  Statistik deskriptif bisa berupa rata-rata hitung (mean), median, modus,  kadang-kadang persentase dll. Menurut Sugiono, (2010), statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antar variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisi regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.
10.  Menarik Kesimpulan atau Generalisasi
Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan penelitian, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Jika rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian deskriptif hanya ingin menjelaskan suatu fenomena secara deskriptif maka kesimpulan yang dikemukakan hanya bersifat deskriptif. Jika peneltian deskriptif yang bersifat membandingkan atau mencari hubungan maka kesimpulan akhir menggambarkan adanya perbedaan atau hubungan terkait dengan masalah yang diteliti.







III.   PENUTUP

Sebagai penutup, dapat ditarik beberapa kesimpulan terkait tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain :
1.      Ruang lingkup penelitian deskriptif meliputi pengertian sebagai dasar pemahaman tentang penelitian deskriptif  dan berbagai variasi dalam penelitian deskriptif.
2.      Langkah-langkah pengembangan rancangan penelitian deskriptif  meliputi mengidentifikasi dan memilih masalah yang akan diteliti, merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah, melakukan kajian pustaka, membuat asumsi atau anggapan-anggapan, merumuskan hipotesis penelitian bila ada, menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, teknik pengumpulan data, analisi data dan menarik kesimpulan atau generalisasi



















DAFTAR PUSTAKA

http://lubisgrafura.wordpress.com. Metode Penelitian Kuantitatif. Diakses tanggal 21 Oktober 2011.


http://www.kti-skripsi.net. Penelitian Deskriptif Analitik. Diakses tanggal 11 Oktober 2011.

http://www.freeservers.com. Penelitian Deskriptif Berorientasi Pemecahan Masalah. Oleh : Sulipan. Diakses tanggal 11 Oktober 2011.
 http://infopendidikan-hendriyansyah.blogspot.com. Rancangan Penelitian Deskriptif. Oleh : Hendriyansyah. Diakses tanggal 28 Oktober 2011.

 http://id.shvoong.com. Penelitian Deskriptif.  Diakses tanggal 20 Oktober 2011.

 

Martono, N. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Analisi Isi dan Analisi Data Sekunder. Cetakan ke 2 Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

 

Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian (untuk Mahasiswa S1, S2 dan S3). Bandung : CV. Alfabeta.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 11. Bandung : CV. Alfabeta.

 Sukmadinata, N. S,  (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 7. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar: